Menjelajahi Kampung Bena Di Nusa Tenggara Timur
AdeevaTravel-Sebuah kampung tradisional bernama Bena yang telah menjadi tempat tujuan wisata di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur akan membawa kita ke kehidupan Zaman Batu yang masih bisa Anda nikmati dan resapi bersama keramah tamahan penduduknya. Nikmatilah kemewahan dan kemegahan salah satu warisan budaya Indonesia ini yang sangat menakjubkan di Kampung Bena.
Kampung Bena adalah salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.Keberadaanya dibawah kaki gunung Inerie (2.245 mdpl) merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa. Menurut penduduk kampung ini, mereka masih meyakini keberadaan Yeta, dewa yang bersinggasana di gunung ini yang dapat melindungi kampung mereka.
Kampung yang terdiri dari 45 rumah yang saling mengelilingi ini dengan bentuk memanjang dari utara ke selatan. Pintu masuk kampung hanya dari sebelah utara sementara ujung lainnya di bagian selatan sudah merupakan puncak sekaligus tepi tebing terjal.
Di Bena terdapat 9 suku yang menghuni 45 rumah. Kesembilan suku tersebut adalah Suku Dizi, Suku Dizi Aji, Suku Wahto, Suku Deru Lalulewa, Suku Deru Solamae, Suku Ngada, Suku Khopa, dan Suku Ago. Yang membedakan antara suku yang satu dengan suku lainnya adalah tingkatannya sebanyak 9 tingkat. Tiap suku berada di satu tingkatan Suku Bena sendiri berada di tengah dan dianggap sebagai suku yang paling tua dan pendiri kampung karena itulah nama kampung ini disebut Kampung Bena.
Kampung ini masuk sebagai tempat tujuan wisata Kabupaten Ngada dan saat ini sudah menjadi langganan tetap para wisatawan dari Jerman dan Italia.
Karena letaknya berada di lereng gunung, maka udara dikampung ini cukup sejuk sehingga sekedar duduk santai di teras rumah adat yang berjejer rapi pun menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan untuk dilakukan di kampung ini.
Di tengah-tengah kampung terdapat beberapa bangunan yang mereka sebut bhaga dan ngadhu. Bangunan bhaga berbentuk pondok kecil (tanpa penghuni). Sementara Ngadhu merupakan bangunan bertiang tunggal dengan atap serat ijuk hingga bentuknya lebih mirip pondok peneduh. Tiang ngadhu terbuat dari kayu khusus dan keras karena sekaligus berfungsi sebagai tiang gantungan hewan qurban ketika ada pesta adat.
Kampung ini sama sekali belum tersentuh kemajuan teknologi. Arsitektur bangunan masih sangat sederhana yang hanya memiliki satu pintu gerbang untuk masuk dan keluar kampung. Menurut catatan Pemerintah Kabupaten Ngada, Kampung Bena diperkirakan telah ada sejak 1.200 tahun yang lalu. Hingga kini pola kehidupan serta budaya masyarakatnya tidak banyak yang berubah. Dimana masyarakat Kampung Bena masih memegang teguh adat istiadat yang digariskan oleh nenek moyang mereka.
Nilai yang dapat diketahui bahwa masyarakat Bena tidak tidak mengekspoitasi lingkungannya ialah lahan pemukiman yang dibiarkan sesuai kontur asli tanah berbukit. Bentuk Kampung Bena menyerupai perahu karena menurut kepercayaan Megalitik perahu dianggap punya kaitan dengan wahana bagi arwah yang menuju tempat tinggalnya. Namun nilai yang tercermin dari perahu ini adalah sifat kerjasama, gotong royong, dan mengisyaratkan kerja keras yang di contohkan oleh para leluhur mereka dalam menaklukan alam, menaklukan lautan sampai tiba di Bena.
Berada di Kampung Bena ini kita akan disuguhi sebuah pertunjukan megah Zaman Megalithikum. Hamparan bebatuan Megalith tertata apik untuk sarana upacara adat. Sejak zaman dahulu warga kampung Bena selalu percaya bahwa gunung batu dan hewan-hewan harus di hormati sebagai bagian dari kehidupan.
Dan pada tahun 1995, Kampung Bena telah di calonkan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO oleh Pemerintah Indonesia
Cara Menuju Kampung Bena
Pilihan pertama adalah dari Jakarta, Cari penerbangan ke Labuan Bajo (biasanya transit di Pulau Bali). Dari Labuan Bajo naik Travel menuju Bajwa. Dari Bajawa Anda dapat menyewa mobil atau naik ojek untuk sampai ke Kampung Bena.
Rute kedua adalah rute penerbangan ke Kupang. Naik pesawat lagi menuju Ende. Jarak Kampung Bena dari ibukota kabupaten hanya sekitar 18 kilometer.
Sumber:Wikipedia.id
SHARE US →